Selasa, 19 Desember 2017

Review Materi Kemandirian

MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

Bunda, terima kasih sudah menyelesaikan tantangan 10 hari tentang “MELATIH KEMANDIRIAN ANAK”.

Kita akan review berbagai pola kemandirian yang telah Bunda lakukan bersama dengan anak-anak di rumah.

KEMANDIRIAN erat sekali kaitannya dengan KONSISTENSI, seberapa konsisten kita melatih anak-anak untuk mandiri, akan berpengaruh pada  seberapa besar tingkat keberhasilan kita melatih anak-anak untuk menghadapi kehidupannya kelak tanpa bergantung pada orang lain.

Anak mandiri adalah anak yang mampu berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri.

Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, berkompeten di bidangnya, tidak tergantung pada orang lain dan tampak spontan. Inilah beberapa  life skill yang perlu dimiliki oleh anak.

Ketika hari ini bunda bersusah payah melatih kemandirian anak-anak kita, maka

Jangan pernah menyerah, walau kadang kita merasa lelah

Hasilnya akan bunda lihat dalam beberapa tahun mendatang, tidak seketika. Sehingga hal inilah kadang yang menggoda keteguhan kita untuk bersungguh –sungguh mendidik kemandirian anak kita.

Karena kalau kita berhenti melatih kemandirian anak akan muncul perilaku negatif yang dapat menjauhkan anak dari kemandirian di usia selanjutnya.

Gejala-gejala tersebut seperti contoh di bawah ini:
a. Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar, bukan karena kesadarannya sendiri. Perilaku ini akan mengarah kepada perilaku  tidak konsisten.

b. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, anak mandiri bukanlah anak yang lepas dari keluarganya melainkan anak yang tetap memiliki ikatan batin dengan keluarganya tetapi tidak bergantung pada keluarganya.

c.Sikap hidup kompromistik tanpa pemahaman dan kompromistik dengan mengorbankan prinsip. Gejala masyarakat sekarang yang meyakini segala sesuatunya dapat diatur adalah bentuk ketidakjujuran berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.

Kalau melihat gejala-gejala di atas, menyelesaikan tugas kemandirian anak  sekarang, sifatnya menjadi wajib dalam membangun peradaban dunia ini. Karena merekalah nanti yang disebut generasi penerus pembangun peradaban.

Berikut beberapa indikator yang bisa bunda lihat untuk melihat tingkat keberhasilan anak-anak kita secara global.

🌻Ciri khas kemandirian anak :
a.    Anak mandiri mempunyai kecenderungan memecahkan masalah daripada berkutat dalam kekhawatiran.

b.    Anak mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan hasil sebelum berbuat.

c.    Anak percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau minta bantuan.

d.    Anak memiliki  kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya

Menurut Masrun dkk dalam bukunya jurnal kemandirian anak, membagi kemandirian dalam lima komponen sbb :

a.    MERDEKA, anak bertindak atas kehendak sendiri, bukan karena orang lain dan tidak bergantung orang lain

b.    PROGRESIF, berusaha mengejar prestasi, tekun, terencana dalam mewujudkan harapannya.

c.    INISIATIF , mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif

d.    TERKENDALI DARI DALAM,  individu yang mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta mampu mempengaruhi lingkungan .

e.    KEMANTAPAN DIRI, memiliki harga diri dan kepercayaan diri, percaya terhadap kemampuan sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Kemandirian-kemandirian tersebut di atas akan sangat penting kita persiapkan hari ini, karena anak-anak kita nanti akan memasuki pendidikan abad 21, yang memerlukan ketrampilan kemandirian yang  lebih untuk mencapainya.

Sumber Bacaan :
Masrun dkk, Jurnal Kemandirian Anak, diakses melalui www.lib.ug.co.id, pada tanggal 13 Februari 2016

Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Melatih Kemandirian Anak, Gaza Media,2016

Trilling dan Fadel, 21st century skills, 2009

Minggu, 10 Desember 2017

Melatih Kemandirian #12

Kumandang adzan subuh terdengar, ghizan langsung terbangun.
" ummi, aku mau sholat subuh" ucapnya.
" Alhamdulillah " jawabku. 
Sementara kakak masih asik dengan mimpinya. 
tak lama kemudian kakak bangun dan diajak sholat berjamaah belum mau. 
Setelah berjamaah sholat subuh, dilanjutkan dengan membaca iqra dan membaca buku. 
Alhamdulillah anak anak bangun lebih pagi, karena hari senin pastinya sangat crowded sekali. 
Dengan melatih kemandirian ini, saya sangat terbantu untuk menyelesaikan urusan di pagi hari. 
jam dinding sudah menunjukkan pukul 05.30 
saya sudah mulai mengingatkan
"kakak, segera mandi agar lebih pagi sampai disekolah "

tapi tetap saja kakak asik dengan mainan dan bukunya.
meskipun akhirnya mau mandi dan lepas baju sendiri. 
sementara adik sempat menangis dan "ngamuk" karena mencari mainan yang hilang. 

#harikeduabelas
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP
#melatih kemandirian

#Melatih Kemandirian hari 11

saya memutuskan untuk melanjutkan tantangan di game level2 kelas bunsay, semoga bisa istiqomah membuat report sampai hari kelima belas. aamiin

pagi ini berencana untuk mengikuti aksi #Bela Palestina
selepas melaksanakan jamaah sholat subuh, kakak dan adik bergegas untuk  bersiap siap. termasuk berinisiatif mengambil celengan masing masing untuk disumbangkan dalam aksi ini.
anak anak menyiapkan keperluannya masing masing apa saja yang akan dibawanya.
kali ini mereka sangat senang sekali, biasanya ketika mau bepergian umminya ngomel panjang lebar mempersiapkan dan mengingatkan ini oitu bekal yang harus dibawa.

selesai ummi menyiapkan sarapan, anak anak makan dengan lahap. karena akan tahu bahwa saat aksi nanti butuh tenaga yang banyak, karena harus longmarch dan tentunya kuat berdiri. oleh karena itu mereka bersemangat untuk makan.

waktu sudah menunjukkan pukul 6.45 setelah mandi dan menggunakan bajunya masing masing anak anak membantu ummi untuk memesankan gojek dan nungguin HP kalau  kalau abang gojek memanggil.
ternyata anak anak kalau ada maunya, atau kalau akan diajak bepergian ketempat yang sekiranya mereka suka dan senang, akan terlihat lebih mandiri.

lanjutkan!
semoga besok lebih baik.

#harikesebelas
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP
#melatih kemandirian



#Aksi Bela Palestina

[19:38, 10/12/2017] B Uswatun Baru:
[21:37, 10/12/2017] +62 878-3203-0632: Sepenggal kisah subuh hari

Selepas anak anak berjamaah sholat subuh,
Lantunkan doa sederhana dan pendek, "agar ummi disembuhkan dari sakit gigi"

Lalu sepagi ini sudah bersiap siap untuk bergabung dlm kafilah #BelaPalestina padahal blm terpikir mau jalan naik apa, karena tidak ada rombongan.
GoJek sajalah, pilihan simpel.

Bergegas anak anak membongkar celengan yang hanya berisi tak seberapa, kumpulan koin yang tak Banyak-banyak jumlahnya.
.. " ini sedikit celengan ghizan dan Icha ummi, untuk Palestina.
Mendadak gerimis mata ini.
Seberkas cinta telah membekas di hati bocah lima tahunan.

Selayaknya anak anak yang diajak piknik, gembiralah hatinya, meskipun berhibur dengan lantunan nasyid dan sesekali pekikan takbir.

Mendengar kan tausyiah demi tausiyah yang disampaikan,
Dan aku yakin kau belum mampu memahami isinya,
Tapi setidaknya ini ikhtiar menyematkan ghirah mujahid dalam hati dan fikiranmu.

Untuk dikenang,
Dalam setiap liku kelok jalan yang kita lalui,
Dalam terik sinar mentari yang membakar kulit,
Ada pesan yang ingin kusampaikan sisakanlah ruang dihati untuk cinta pada tempat kelahiran para nabi,
nunjauh disana tak terlihat oleh mata,
tapi doa akan selalu menembus Arsy-Nya,

Selamatkan bumi Palestina
Negeri para Anbiya

#AksiBelaPalestina
#10Desember2017

Sabtu, 09 Desember 2017

Melatih Kemandirian #10

Melatih Kemandirian #10
Waktu berlalu begitu cepatnya, tidak terasa sudah memasuki hari yang kesepuluh dalam game level 2 melatih skill kemandirian anak. Apakah sudah terlihat perubahan dan hasilnya, tentu saja jawabnya belum ya karena masih berproses paling nggak progressnya sudah nampak,  dalam game level ini yang paling tertantang bukanlah anak anak tetapi saya sebagai orangtuanya. Dahulu saya berfikir anak anak akan secara otomatis mengetahui dan memahami hal apa saja yang harus dilakukan terkait kemandirian atau practical life, asal orangtuanya membiasakan dirumah. Ternyata membiasakan saja tidak cukup, harus ada keteladanan, komunikasi dua arah, dan konsistensi kedua belah pihak. Tanpa adanya hal itu penguasaan terhadap skill kemandirian akan mengalami hambatan.
Tak jarang kita temui ada anak yang sudah berusia sepuluh tahun lebih tetapi hal mendasar terkait self help belum mampu mereka kuasai. Saya pernah lho, menemui salah seorang anak SD kelas 6 memakai sepatu saja masih harus dibantu oleh orang tuanya, dan lebih parahnya lagi orangtuanya dengan sukarela membantu tanpa ada beban. Padahal anak ini sebetulnya mampu hanya saja pembiasaan dirumahnya demikian. Tentu saja  hal ini bukanlah sebentuk kasih sayang orangtua terhadap anaknya justru hal ini merupakan langkah yang menjerumuskan karena tidak memberikan kesempatan anaknya untuk belajar dan berproses.
Bersyukur banget diberikan kesempatan untuk melewati tantangan sepuluh hari melatih kemandirian anak.
Seperti pagi ini, diluar ekspektasi saya, adik ghizan begitu mendengar adzan subuh berkumandang langsung bangun dan minta sholat subuh.
“ummi, sudah subuh. Aku mau sholat” kata ghizan
“oke, mari doa bangun tidur dulu, terus kekamar mandi untuk wudhu”

Setelah selesai berwudhu, kemudian melaksanakan sholat subuh berjamaah dengan ummi, biasanya anak anak berjamaan sendiri karena ummi sudah duluan sholat saat anak anak masih tidur. 
Setelah sholat kemudian berdoa, mengaji dan baca buku.
Senang sekali hari ini saya, rasanya seperti mendapatkan anugerah.
Kakak dan adik juga sudah mulai membiasakan diri untuk melepas baju dan meletakkan ditempat yang kotor, termasuk membereskan mainannya setelah selesai bermain.
Dan ternyata sepuluh hari ini saya targetnya bisa melatih minimal satu skill kemandirian ternyata kemandirian yang lain pun turut berproses.
Barakallahulakum


#harikesepuluh
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP
#melatih kemandirian


Jumat, 08 Desember 2017

Melatih Kemandirian #9


Sudah hari kesembilan dalam tantangan melatih skill kemandirian ini, alhamdulillah ‘ala kulli hal meskipun belum maksimal hasilnya paling tidak saya diingatkan kembali betapa pentingnya melatih skill kemandirian untuk anak.
Membiasakan anak anak mandiri sebenarnya juga menjadi pengingat untuk saya sendiri. Agar terbiasa hidup lebih mandiri, teratur dan disiplin. Terlebih saya ini type tergantung “mood”  kalo lagi giat ya giat, kalo lagi kendo ya kendo (hadewh)
Menyadari betapa pentingnya melatih skill kemandirian anak akan menjadi salah satu penyemangat untuk terus melangkah maju, meskipun hasilnya belum terlihat nyata.
Seperti pagi ini, kakak masih ngambek dipagi hari karena dari semalam berebut bantal  dan posisi tidur saat menjelang tidur. Dan ternyata mengantarkan anak untuk melepas lelah dengan istirahat malamnya akan sangat mempengaruhi mood saat bangun di pagi harinya. (catet!)
Jika malam harinya saya bacakan kisah yang menarik dan menyenangkan, sambil membelai dan memberikan pelukan hangat, memuji atas keberhasilan yang dilakukan sepanjang hari, serta memberikan nasihat kebaikan, anak anak akan bangun pagi dengan mood yang baik.
Nah, karena semalam saya sangat capek dan gigi geraham sakit karena ada yang patah, jadilah tak sempat saya bacakan kisah untuk anak anak, ketemu bantal rasanya pengin segera merem. Dan betul saja, ternyata saya terlelap sebelum anak anak terlelap. Baru tersadar ketika jam 22.00 saya terbangun dan anak anak sudah tertidur.
Esok paginya kakak adik ngambek,
dalam bathin saya gimana dengan tantangan di hari kesembilan ini, kalau pagi pagi sudah ramai dunia persilatan dua bocil ini.
Saya tungguin sampai kakak mau mandi dan melepas baju nya sendiri lalu meletakkan di tempat baju kotor, padahal sudah geregetan pengin ngomel dan ambil gerakan cepat memandikan, tapi disabarin ajah, walau akhirnya agak telat sampai di sekolah.
Selesai dengan urusan kakak, adiknya ditambah mogok tidak mau berangkat sekolah. Sudah sampai didepan sekolah tetapi tidak mau masuk, dengan alasan minta di belikan mainan dulu. Padahal hari ini ada kesepakatan tidak akan membeli mainan. Lagi lagi ujian kesabaran. Setelah diajak dialog alot dan berbagai alasan adik ingin pulang saja, akhirnya keluar juga jurus ancaman (ga lulus ini saya untuk komunikasi produktifnya)
“oke kita pulang, tapi tidak kerumah!”
Mau?
Stater motor keluar dari komplek area sekolah, dan baru berjalan beberapa meter, adik bilang “ya, ummi aku mau balik ke sekolah”
Prahara di pagi hari, kerempongan yang menghiasai aktivitas pagi ini.
Masih harus banyak belajar, masih harus banyak bersabar, masih harus banyak berdoa.
Semoga esok lebih baik lagi.


#harikesembilan
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP
#melatih kemandirian


Kamis, 07 Desember 2017

Melatih Kemandirian #8

Melatih Kemandirian #8
Bismillahirrahmanirrahiim
Memasuki hari pertama melatih skill kemandirian yang kedua yaitu melepas baju sendiri dan meletakkan di bak pakaian kotor sesuai kategori”
Sedikit evaluasi untuk tujuh hari pertama melewati tantangan ini,
Skill :
Bangun lebih Pagi                            : masih harus dibangunkan meskipun sudah tidak merengek dan menangis
Bersemangat sholat subuh          : masih harus selalu dimotivasi, dan adakalanya belum tumbuh kesadaran untuk melaksanakannya.
Memasuki masa latih skill kemandirian kedua, masih harus terus dimotivasi.
Pagi ini kakak sudah bersedia melepaskan baju sendiri dan meletakkan di tempat cucian, dan berinisiatif mandi sendiri. Semoga besok bisa konsisten untuk melaksanakan. Sebenarnya sudah bisa melakukan, tapi terkadang manja dan ngetes umminya untuk tetap konsisten untuk menerapkan skill kemandirian ini.

#haridelapan
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP

#melatih kemandirian

Rabu, 06 Desember 2017

Melatih Kemandirian Anak

Alhamdulillah pagi ini mendapatkan cemilan yang krauk krauk banget.
ini nih cemilan paginya

Melatih Kemandirian Anak

Rabu, 06 Desember 2017


🔍KEMANDIRIAN  INDIVIDU🔍

🍎 Pengertian Kemandirian

Kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.

🍎 Ciri-ciri Kemandirian

❄ Individu yang berinisiatif dalam segala hal.

❄Mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan padanya, tanpa mencari pertolongan dari orang lain.

❄Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya.

❄Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai kesuksesan.

❄Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap tugas dan kegiatan yang dihadapi.

❄Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pendapat dengan orang lain, dan merasa senang karena dia berani mengemukakan pendapatnya walaupun nantinya berbeda dengan orang lain

🍎 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian, yaitu:

🍰 Usia

Pengaruh dari orang lain akan berkurang secara perlahan-lahan pada saat anak menginjak usia lebih tinggi. Pada usia lebih dewasa mereka lebih berorientasi internal, karena percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh tindakannya sendiri. Anak-anak akan lebih
tergantung pada orang tuanya, tetapi ketergantungan itu lambat laun akan berkurang sesuai dengan bertambahnya usia.

🍰 Jenis kelamin

Perbedaan sifat dan jenis kelamin mempengaruhi kemandirian individu juga. di Dalam majalah Eltern di Jerman tahun 2005 dilaporkan hasil sebuah penelitian terhadap perkembangan anak-laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian itu menyebutkan bahwa ternyata anak laki-laki membutuhkan perhatian lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan dari orang tuanya. Karena itulah akhirnya anak perempuan lebih terlatih untuk mandiri lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki.

Penelitian lain juga meyebutkan bahwa anak perempuan lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Karena mereka bergaul dengan melibatkan emosi. Sementara anak laki-laki tidak melibatkan emosi dalam bergaul, mereka akan bermain dengan menonjolkan sifat kompetitif, membandingkan kemampuan fisik serta menguji kesetiaan sahabatnya.

🍰 Konsep diri

Konsep diri yang positif mendukung adanya perasaan yang kompeten pada individu untuk menentukan langkah yang diambil. Bagaimana individu tersebut memandang dan menilai keseluruhan dirinya atau menentukan sejauh mana pribadi individualnya. Mereka yang memandang dan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya mereka yang memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain.

🍰  Pendidikan

Semakin bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, kemungkinan untuk mencoba sesuatu baru semakin besar, sehingga orang akan lebih kreatif dan memiliki kemampuan. Dengan belajar seseorang dapat mewujudkan keinginan dirinya sendiri sehingga orang memiliki sesuatu secara tepat tanpa tergantung dengan orang lain.

🍰 Keluarga

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam melatih dasar-dasar kepribadian seorang anak, demikian pula dalam pembentukan kemandirian pada diri seseorang.

🍰 Interaksi sosial

Kemampuan setiap individu, dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial serta mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung perilaku individu yang bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan baik tidak mudah menyerah akan mendukung untuk berperilaku mandiri.

🍎 Proses terbentuknya kemandirian

Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik  segi-segi positif maupun negatif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadiannya, dalam hal ini adalah kemandiriannya.

Lingkungan sosial yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugas dalam kehidupan mereka, demikian pula keadaan dalam kehidupan keluarga akan mempengaruhi perkembangan keadaan kemandirian anak. Sikap orang tua yang tidak memanjakan anak akan menyebabkan anak berkembang secara wajar dan menggembirakan. Sebaliknya anak yang dimanjakan akan mengalami kesukaran dalam hal kemandiriannya.

🍎 Manfaat Hidup Mandiri

🍦 Menumbuhkan rasa percaya diri

Dengan menerapkan hidup mandiri manfaat yang pertama yang akan anda dapatkan adalah memiliki rasa percaya diri. Percaya diri ini didapatkan dari hidup anda yang tidak bergantungan dengan orang lain dan selalu percaya bahwa anda pasti bisa melakukannya dan melewatinya sendiri tanpa ada halangan apapun asalkan anda mau berusaha.

🍦 Belajar menganalisa

Jika anda sudah terbiasa hidup mandiri maka manfaat lain yang anda dapatkan adalah mampu mudah menganalisa peristiwa yang terjadi. ini mungkin tidak akan terasa dan tidak anda sadari bahwa anda mulai bisa menganalisa hubungan sebab akibat, aksi dan reaksi dan sebagainya. Tentu saja dengan bisa menganalisa peristiwa yang seperti ini akan membuat anda  menjadi lebih bijaksana dan tidak gegabah dalam mengambil tindakan serta keputusan.

🍦 Bertanggung jawab

Karena hidup mandiri menuntut anda untuk bisa membuat keputusan yang baik oleh diri sendiri maka anda juga secara tidak langsung akan memiliki sikap bertanggung jawab. Segala keputusan dan apapun perbuatan yang anda lakukan , anda akan selalu senantiasa menanggung resikonya entah itu baik atau buruk.

🍦 Mengembangkan daya tahan mental

Manfaat lainnya yang akan anda dapatkan dari hidup mandiri ini adalah mampu meningkatkan daya tahan mentalnya. Anda akan menjadi lebih tahan banting saat anda mengalami masalah dan persoalan pelik dalam kehidupan.

🍦 Menjadi kreatif

Hidup mandiri juga menuntut anda untuk menjadi kreatif. Hal ini disebabkan karena segala permasalahan harus segera diselesaikan namun anda juga harus tetap maju untuk menjalani hidup ini. dengan itu anda akan menjadi lebih kreatif dalam menemukan jalan keluar dan membuat permasalahan anda akan menjadi selesai dengan baik.

🍦 Memiliki pemikiran kritis

Anda juga akan memiliki pemikiran yang lebih kritis dibandingkan dengan orang yang tidak mandiri. Orang yang mandiri akan lebih kritis pada hal apapun, karena adanya perubahan hal kecilpun bisa mengubah kehidupan orang mandiri sehingga segalanya harus dipikirkan dengan baik dan tidak boleh dilakukan secara sepihak saja.

Selamat berlatih menjadi pribadi mandiri

Salam Ibu Profesional
Tim Fasilitator Ibu Profesional Batch#3


📚Sumber Referensi:

Basri, Hasan. (2000) : Remaja Berkualitas Problematika Remaja Dan Solusinya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. BNSP dan Pusat Kurikulum.

Kartono Kartini .(1996) Cet.Ke VII. Pengantar Metodologi Riset Sosial.Bandung. Madar Maju.

Masrun.1986. Perkembangan Kemandirian seorang anak. Semarang.

Manfaat.co.id. (30 Juni 2016). 6 Manfaat Hidup mandiri dan Cara Melatihya. Diakses pada 25 November 2017. Dari http://manfaat.co.id/manfaat-hidup-mandiri

Fitriyenti.(20 Juli 2011).Anak perempuan bisa lebih mandiri dari anak laki-laki. Diakses pada 25 November 2017. Pada https://www.kompasiana.com/www.fitriyenti.multyply.com/anak-perempuan-bisa-lebih-mandiri-dari-anak-laki-laki_550103c4813311cb60fa8365

Selasa, 05 Desember 2017

Melatih Kemandirian #7

Memasuki hari yang ketujuh di gamelevel2, masih melatih skill kemandirian untuk bisa melaksanakan sholat subuh dengan senang. Dan dihari yang ketujuh ini, kakak "mogok" nggak mau melaksanakan, karena bangun tidur digangguin adiknya hingga ngambek. Ummi berusaha untuk membujuk dan mengingatkan. Tapi kakak belum mau melaksanakan.
Akhirnya kakak berangkat sekolah tanpa melaksanakan sholat shubuh.
Sore hari nanti berencana untuk sama sama mengevaluasi agar kegagalan ini tidak berulang.
Berharap esok lebih baik lagi.

Melatih Kemandirian #6


Alhamdulillah, ternyata ga kerasa sudah sampai hari yang keenam. Untuk melatih satu skill di pekan ini. Masih membiasakan dan membelajarkan terbiasa bangun lebih pagi dan bersemangat sholat subuh.
dihari yang keenam ini kakak sudah mulai merasakan senang dan merasa berhasil.
“ummi Alhamdulillah ya, aku bisa sholat lima waktu” ungkapnya.
ya , syukur Alhamdulillah, semoga dedek ghizan bisa sama sama bersemangat ya” jawabku
Semoga kakak bisa istiqomah ya, tak perlu menangis atau bermalas malasan untuk sholat subuh. Apalagi sudah enam tahun. Dan ketika diusia tujuh tahun sholatnya sudah harus lebih baik, bacanya lebih khusuk, gerakannya lebih tertib.
Karena baru melatih pembiasaan dan menumbuhkan semangat serta kecintaan pada ibadah, target ummi baru sampai pada “mau melaksanakan” tanpa paksaan. Jadi ummi sangat bersyukur jika kakak sudah berhasil melaksanakannya. Dan bisa diikuti juga melaksanakan sholat lima waktu.
dan bisa berjamaah di masjid.
Semoga Allah senantiasa menuntun kita ya Nak.
#harikeenam
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP

#melatih kemandirian

Senin, 04 Desember 2017

Melatih Kemandirian #5

Memasuki hari kelima dipekan melatih skill untuk bangun lebih pagi dan bersemangat melaksanakan sholat Subuh. Pagi ini kakak bangun kesiangan dan ummi sibuk didapur, hanya membangun kan kakak dengan sapaan dari dapur. Tak disadari ternyata sudah hampir jam 6 pagi. Dan hari ini adalah hari pertama UAS dan penilaian akhir semester. Ketika kakak bangun langsung kaget dan sedikit marah ke ummi karena ummi tidak bersungguh-sungguh membangunkan.

Maafkan ummi kakak,

Tapi ummi berharap dihari kelima ini kamu bisa lebih mandiri.

Sampai akhirnya kakak bersegera bangun dan langsung ke kamar mandi dan melewatkan sholat subuhnya karena kesiangan.

Duh.. maafkan umi nak. Terkadang masih ga tega untuk mendisiplinkan kamu terkait hal ibadah. Tapi ummi sangat berharap bahwa kamu melaksanakannya  tanpa paksaan tapi berawal dari kesadaran. Target ummi sebelum usiamu tujuh tahun adalah kamu menyenangi aktifitas ibadah dan tak akan membebanimu.

Dan ummi sudah cukup senang karena kamu mulai menyadari dan  ingin belajar berkomitmen untuk melaksanakan sholat subuh. Meskipun belum rutin selalu.

#harikelima
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP

#melatih kemandirian

Sabtu, 02 Desember 2017

Melatih Kemandirian #4


Alhamdulillah..
Melewati hari keempat melatih kemandirian 2G untuk  bangun lebih pagi dan bersemangat sholat shubuh. Tiga hari sebelumnya sudah berjalan dengan lancar, ummi mencoba untuk mengajak sholat subuh berjamaah. Dan dari semalam sudah sounding kalau besok pagi akan sholat berjamaah di masjid, jadi harus bangun lebih pagi lagi. 2G juga mengiyakan, kepengin berjamaah di masjid saat sholat shubuh. Tetapi, kali ini belum berhasil karena bangunnya kesiangan.
sholat shubuh tetap dilaksanakan dirumah, semoga besok bisa melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid ya kakak.

#harikeempat
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP

#melatih kemandirian

Melatih Kemandirian #3


Masih menikmati long weekend  setelah jumat kemarin libur dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Memasuki sabtu pagi yang dingin karena mendung menggelayut sejak jumat kemarin. Bahkan sepekan kemarin hujan turun membasahi bumi semoga Allah merahmati setiap makhlukNya.
Menjalani tantangan10hari memasuki hari ketiga, mempertahankan konsistensi dan ketega(s)an agar berhasil mencapai target one week one skill. Pekan ini masih mencoba untuk menyalakan tombol kemandirian untuk bangun sendiri dan bersemangat melaksanakan sholat shubuh untuk 2G. Tak jauh dari tempat mereka tidur, ummi sengaja tilawah alquran berharap dengan mendengar ayat alquran menjadi alarm bagi mereka untuk segera bangun. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 05.15 pagi, tapi 2G terlihat masih pulas (tik tok tik tok). Ummi pegang kaki kakak, berharap segera bangun. Tak lama kemudian kakak bangun dan langsung membangunkan adik.
Alhamdulillah, bangun tanpa rengekan meskipun agak telat. Tak lupa ummi pasang senyuman semoga yang ia temui kala pagi hari adalah senyuman penuh asa dari umminya.
“bangunlah anak shalihah, mari berdoa alhamdulillahiladzi ahyana ba’dama amatana wa ilaihinnuzuur”.
Tak disangka kakak protes, “ ummi kenapa banguninnya telat, harus nya aku bangunnya jam 3 ”
“Oh iya ya, maafkan ummi, kak” jawabku
Dalam hati bergumam , ini karena ummi masih belum tega.
Terkadang melatih kemandirian anak bukanlah  semata anak yang berproses tetapi orang dewasa disekitarnya juga harus berani berproses. Melatih kemandirian adalah perjalanan panjang, sepanjang usia seseorang. Karena kemandirian inilah yang memungkinkan setiap individu bisa survive menghadapi tantangan dalam hidupnya.
Semoga Allah SWT menuntun kami semua.


#hariketiga
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP

#melatih kemandirian

Kamis, 30 November 2017

Melatih Kemandirian #2


Kemandirian anak erat sekali kaitannya dengan pembiasaan dan konsistensi orangtua dalam kesehariannya. Kita memaknai kemandirian adalah sebuah  pondasi kehidupan agar bahagia dan berkualitas. Tak selamanya anak akan bersama orangtuanya, begitu pula tak selamanya anak anak akan terus menjadi anak anak, mereka harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang mukalaf (). Disinilah konsistensi dan ketegasan orangtua sangatlah dibutuhkan.
Menemani game level2 di hari yang kedua, saya dibuat “takjub” oleh anak anak. Diluar ekspektasi saya. Mencoba fokus dengan satu skill kemandirian ternyata yang didapatkan anak anak sudah belajar skill yang lainnya, disinilah saya ditantang untuk konsisten dan terus memotivasinya.
Skill yang ingin dibiasakan adalah anak anak bersemangat bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh. Dan dalam praktiknya ternyata anak anak tak hanya bisa melakukan itu ternyata juga bersemangat untuk makan dan menyiapkan makanan nya sendiri.
Subhanallah, Allah maha memberi pertolongan dan petunjuk.
Selain bangun lebih pagi, anak anak juga mampu menyiapkan lauknya sendiri dengan mengambil telur memecahkan dan mengocoknya di mangkok, lalu  saya bantu menyalakan kompor serta menemaninya menggoreng telur. Anak anak sangat senang sekali. Kakak berinisiatif mengambilkan nasi untuk adiknya .Padahal selama ini ummi yang selalu mengambilkan di magic com.
Menikmati setiap proses tumbuh kembang anak anak adalah anugerah tersendiri. Agar selalu bahagia menemani segala keriewehan mengurus anak hal pertama yang harus dilakukan adalah selalu bersyukur apapun yang terjadi dan yang kedua tak lelah untuk terus belajar. Ilmu parenting, ilmu pengasuhan itu harus dipelajari agar lebih percaya diri menjalani prodesi sebagai seorang ibu.

alhamdulillah ‘ala kulli hal semoga tetap konsisten dan lebih baik lagi.

#hari kedua
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP

#melatih kemandirian

Rabu, 29 November 2017

Melatih Kemandirian #1

Bismillahirrahmanirrahiim
Memulai gamelevel#2 dihari yang pertama.
Setelah menerima materi dan mengikuti sharing di grup Bunsay#3 Jakarta. Saatnya untuk berlatih dan mempraktikkannya. Di game level #2 ini seputaran memandu kemandirian anak. Aseli ini PR banget buat saya, buat Alissa Ghizan juga buat abinya. Saya merasa bahwa ada banyak hal yang belum mampu saya terapkan untuk menumbuhkan kemandiriannya. Selama ini saya “santai-santai” saja, pikir saya toh nanti pada masanya mereka juga akan mandiri. Dan ternyata ini salah banget saudara-saudara, karena kemandirian anak ini perlu ditumbuhkan, perlu dilatih, dan terus dipantau. Tidak ada yang tiba tiba bin ujug ujug anaknya rajin shalat tanpa disuruh, anaknya bisa merapikan mainan tanpa ada contoh dan teladan.
Dengan materi kedua ini saya merasa di ingatkan bahwa ada banyak bangeeet PR.
Di hari #pertama ini saya mencoba untuk membidik sasaran, siapakah yang akan coba saya uji dan perbaiki kemandiriannya. Akan tetapi, berhubung alissa dan ghizan ini berdeketan secara usia, jadilah keduanya saya jadikan target Ups..
Saya mencoba membuat daftar skill kemandirian yang akan diasah, yang sebelumya saya tanya sana-sini gogling baca baca buku dan lain sebagainya, perihal standarisasi kemandirian anak usia pra SD. Tersebutlah saya nemu web rumah inspirasi dan lain sebagainya.
Mulailah saya memejamkan mata sembari beristighfar, ya Allah.. banyak banget rupanya yang belum saya ajarkan, yang belum saya nyalakan tombol tombol kemandirian pada mereka. Saya ambil yang paling penting saja dulu diantara yang terpenting. Mengikuti kaidah put first think first. Dan menjadikan waktu sebulan ini selama Desember untuk melatih paling nggak empat skill kemandirian, jadi one week one skill yang akan sama sama kami ikhtiari semoga bisa berhasil dan membawa dampak positif.
Adapun bentuk bentuk kemandirian yang akan dicoba adalah :
 (One Week One Skill) Bulan Desember
             Bangun tidur tanpa menangis dan bersemangat melaksanakan sholat shubuh
             Melepas baju sendiri dan meletakkan di bak pakaian kotor
             Mandi sendiri
             Menggosok gigi secara rutin dan senang
             Memakai baju sendiri
Mengawali prosesnya dengan ngariung bareng bada maghrib.
Sore ini pulang sembaril menikmati hujan, menggigil kedinginan karena tak bawa jas hujan maupun jaket. Alhamdulillah tadi nebeng bu Nunung dan diantar sampai depan komplek. Sepanjang perjalanan sudah terbayang, sampai dirumah pasti sudah mepet waktu adzan maghrib. Begitu sampai dirumah disambutlah oleh 2G. Izinlah saya ke mereka,
“ bersabar sebentar ya, ummi akan berganti baju mandi dan sholat maghrib. Selepas berganti baju 2G sudah merengek minta ditemenin makan anggur. Bekel sekolahnya yang belum di habiskan.
Wah PR banget ini, berusaha menahan untuk tidak menyuapi 2G. Sambil ngobrol dan bercerita habislah anggur itu, dan saya lulus untuk tidak menyuapi mereka. 2G ini mendadak hilang kemandiriannya ketika saya sampai dirumah. Apa apa mintanya dibantu, kemana ummi jalan selalu dibuntutin. Padahal bukan lagi anak Balita.. hwa hwa hwa (saya nangis dipojokan) kenapa bisa begini!
Padahal kalau di sekolah 2 G ini selalu nampak mandiri (ini bu guru mereka yang bilang) kakak sudah berinisiatif menjadi ketua kelas, sering membantu bu guru, mau berbagi dengan teman dan pencapaian kemandirian dalam hal yang lain, termasuk pencapaian nilai akademis nya yang bisa dikatakan “ bagus “.
Nyari yang sederhana dan dekat sajalah, PR nya kebanyakan yang harus di benahi.

Selepas sholat maghrib mulailah dengan obrolan ringan seputaran ini dan itu, kakak adik berebutan untuk berbagi cerita. Sampai sampai kakak menangis karena kena cubitan dari adiknya gegara adik ga diberikan kesempatan untuk bercerita duluan.
Emak memang harus bernafas panjang dan punya stok sabar yang tak berbatas.
Sudah pulang kerja kehujanan, cape sampai rumah disuguhi tangisan.. hehehheh
Alhamdulillah sudah belajar komunikasi produktif pada materi sebelumnya. Sehingga berusaha bijak dalam menghadapi 2G ini. Singkat cerita adik minta maaf kepada kakak dan saling berpelukan kemudian tertawa bersama.

Setelah selesai menanggapi curhatan 2G, tibalah saatnya saya menyampaikan bahwa mulai malam ini dan seterusnya kita akan belajar menjadi lebih baik. Karena kakak dan adik akan semakin besar dan harus sudah siap menjadi anak baik yang mandiri. Saya sampaikan tentang pilihan pilihan rencana skill kemandirian yang akan dicapai dengan bahasa yang mudah mereka fahami dan terima.
Berharap mereka mengingat dan mengerti bahwa ini skill kemandirian adalah sebuah kebutuhan bukan sebuah beban .. tsah.. (beban bagi ummi hihihi)
Saya sampaikan tentang manfaat bangun pagi dengan senyuman dan mengawali dengan doa. Bukan tangisan atau rengekan.
Pagi akan lebih indah jika diawali dengan senyum dan harapan.
Dan saat tidur  saya  bisikkan kalimat kalimat baik semoga terekam dalam alam bawah sadar tentang hal ini, dengan harapan melatih skill kemandirian di hari pertema akan lolos dengan predikat baik dan memuaskan. 
Amiin ya Allah, semoga Engkau mudahkan semuanya.

#Ikhtiar proses dihari pertama
#hari pertama
#tantangan10hari
#level2
#kuliahBunsayIIP

#melatih kemandirian

Kamis, 16 November 2017

Komunikasi Anak Lelaki

[09:22, 16/
Masalah terbesar yang sering dihadapi dalam pengasuhan itu adalah komunikasi, hampir 80%  problem berasal dari sini, ga heran masalah komunikasi paling sering dibahas baik dibuku, seminar, maupun workshop, sebab kesalah fahaman dalam pengaplikasiannya bisa berakibat fatal, boleh searching hampir semua berita menggenaskan keluarga berawal dari ketidak tepatan komunikasi....

Berkomunikasi dengan anak – anak melibatkan pertukaran kata – kata, gagasan dan perasaan, kita berkomunikasi dengan wajah (cemberut atau tersenyum), dengan tindakan (tamparan atau pelukan), dengan diam ( hangat atau dingin), juga dengan kata – kata ( ramah atau ketus).

Penyampaian pesan yang salah terhadap anak tidak hanya sekedar membuat anak tidak mengenal dirinya (dimana kemampuan mengenal diri ini penentu self esteem seorang manusia), tetapi juga sangat berpengaruh membentuk karakter anak, dimana ini akan berdampak pada anak dalam mengenal nilai – nilai kehidupannya baik dalam pergaulannya, pendidikannya bahkan juga agamanya (baca ; tauhidnya).
😱😢 ngeri dampaknya....

Karena itu memahami keunikan komunikasi anak merupakan tugas terbesar pengasuhan kita, setelah kita memahami bahwa anak lelaki itu berbeda dengan anak perempuan, kita juga meyakini misi kehadiran mereka kemuka bumi ini juga membawa peran berbeda, maka ga ada salahnya kalau kita juga belajar memahami uniknya komunikasi anak lelaki, agar tidak terjadi salah faham......

Tersebutlah corpus collosum, sebuah jembatan penghubung hemisper otak kanan dan kiri, kabarnya corpus collosum anak lelaki itu lebih tipis dibandingkan anak perempuan, bagian otak ini juga yang sering dinyatakan bertanggung jawab atas ketidakmampuan lelaki menangani banyak tugas dalam satu waktu, berbeda dengan perempuan yang terkenal multi tasking disebabkan memiliki corpus collosum lebih tebal 30%, 😯

jadi ga usah ngabisin energi dengan teriak-teriak ala tarzan untuk memanggil apalagi bertanya serta menyuruh anak lelaki kita yang sedang bermain, maklum mereka didesign agar bisa fokus dengan satu tugas (ingat mereka pemimpin), kebayang ga kalau pemimpin ga fokus, bisa berabe kan urusan, itu sebabnya jika kelak anak lelaki menjadi ayah mereka sangat fokus, sebab jembatan penghubungnya kedua belahan otaknya tipis maka kalau mereka sedang bekerja, jarang yang bisa nyambi, pasti akan berhenti, walau hanya persekian detik, ga usah sakit hati kalau suami didepan laptop kita ngomong dicuekin karena memang mereka tidak diciptakan untuk bisa multi tasking.....😌

karena itu penelitian mengatakan anak lelaki hanya mengeluarkan 7000 kata perhari, bandingkan dengan anak perempuan yang mengeluarkan 20.000 kata perhari  (pantesan kita cerewet yaak)  😂😂😂     ini disebabkan lelaki hanya menggunakan otak kiri ketika bicara, sedangkan perempuan menggunakan kedua belahan otaknya, makin menebalkan keyakinan kita bahwa lelaki itu diciptakan sebagai pemimpin, karena mereka cool dan beribawa, fikirkan saja kalo seandainya pemimpin itu kebanyakan ngomong kayak kita ya, bakalan jatuh itu wibawanya?......

Begitu juga jaringan otak yang dipakai, anak lelaki lebih banyak memiliki gray matter (materi abu-abu) berbanding terbalik dengan anak perempuan yang lebih banyak memiliki white matter (materi putih), jika diibaratkan dengan komponen komputer, materi abu-abu merupakan prosesor komputer (elemen utama), sedangkan materi putih adalah jaringan kabel yang menghubungkan elemen komputer, maka inilah yang menyebabkan anak lelaki jika berkata lebih suka to the point, garis besarnya saja,  langsung fokus solusi, menuju tujuan pembicaraan, berbeda dengan perempuan yang lebih menimbang rasa, sebenarnya ini sangat menunjang fitrah qowwam mereka, bayangkan apa yang terjadi jika pemimpin ga bisa kasih solusi???........

Masya ALLAH sungguh luar Maha Besar ALLAH dengan semua ciptaanNYA

Seperti yang kita ketahui bersama kalau otak anak lelaki baru sempurna diusia 18 tahun, sebelum itu otak kanannya berkembang pesat, mulai usia 7 tahun baru otak kiri anak lelaki perlahan berkembang (ini juga alasan kenapa batita lelaki lebih banyak yang mengalami speach delay karena mereka memang dominan kanan), hingga di umur 14 tahun otak kiri laki-laki akan berkembang melampaui otak kiri wanita, jadi ingat bahwa tugas pengasuhan kita sebagai ortu itu sampai anak usia 14 tahun,  Masya ALLAH, luar biasanya sempurnanya agama ini,  bagaimana islam membagi pendidikan anak dengan 3 masa >>> 7 tahun pertama (ibarat raja), 7 tahun kedua (ibarat tawanan), 7 tahun ketiga (ibarat perdana mentri).......😊

Mungkin ini juga jawaban kenapa nabi Muhammad menikahkan Usamah bin zaid di usia 14 tahun, karena memang otaknya sudah sangat berkembang, hingga ketika diusianya 18 tahun Usamah dipercaya nabi panglima perang memimpin umar bin khattab dan beberapa sahabat senior lainnya, karena fitrah qowwam mereka berkembang maksimal, padahal tentu saat itu teori tentang otak ini belum familiar.....

Keunikan lainnya adalah anak lelaki tidak suka kontak mata ketika berbicara, ga usah kesel apalagi sampe maksa anak lelaki kita untuk menatap kita kalau sedang bercakap dengannya... berhentilah bicara “Ayo abang coba lihat mama”... percayalah itu ga ada gunanya.

Ketika menjadi suami mereka pun jika berbicara dengan istrinya jarang mau kontak mata (jangan mau kehipnotis sama drakor, dimana pemeran pria kalau ngomong tatap mata), percayalah bukannya mereka ga peduli atau acuh tak acuh, melainkan memang begitu mereka diciptakan........bayangkan kalau pemimpin itu kalau bicara serius natap mata kita bukannya kita akan keki serasa dihakimi?.......... 

makanya ga usah heran kalau banyak ahli yang nyaranin >>>  jangan tanya apapun sama anak lelaki mu sepulang sekolah, cukup sambut dia, senyum manis, pastikan dia kenyang, seger,  baru deh tanya-tanya .......

Karena itu ga banyak manfaatnya kalau kita sibuk mengotak atik dengan keunikan mereka, lebih baik kita kembangkan komunikasi mereka....

Berikut beberapa ikhtiar untuk komunikasi produktif kepada anak lelaki :

1. Rubah paradigma kita dengan perbanyak syukur dan sabar
Kenapa? Karena dalam keseharian kita sering merasa bahwa waktu “sempit” atau “sedikit”, hingga membuat kita memilih jalan pintas yaitu bicara tergesa-gesa, padahal kita tahu bahwa  bicara tergesa-gesa, apalagi sambil marah-marah dengan muka garang tanpa senyum hanya akan membuat pesan yang kita sampaikan gagal diterima otak anak lelaki kita....

 Ingat corpus collosumnya tipis, karena itu bicaralah dengan tenang.... bagaimana bisa tenang , ya tentu saja dengan syukur (cherish every moment) dan sabar (slowdown mommy).... ketika kita ada dikeadaan syukur dan sabar, innsya ALLAH akan dimudahkan untuk memetakan kita bahwa masalah siapa ini? apakah need or want?  juga memudahkan kita untuk  tersenyum. Masih ingatkan bahwa lelaki menyukai senyuman, sebab senyum dapat mengaktifkan hormon seretonin yang membuat anak lelaki merasa senang.  jika perasaan senang, otak bisa menyerap lebih banyak......

2. Hindari parenthogenic
Pesan bu elly risman hindarilah 12 gaya komunikasi populer karena akan berdampak luar biasa terhadap konsep diri anak,  jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa tidak percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri. Padahal sangat penting bagi anak untuk belajar percaya dengan perasaannya dan dirinya,  hal tersebut akan mendukung perkembangan emosinya dan mendorong anak tumbuh menjadi percaya diri. Jika perkembangan emosi anak baik, ia juga akan memiliki kontrol diri yang baik ketika menghadapi suatu masalah, bahkan ia akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

12 gaya populer >>> Memerintah, Menyalahkan, Meremehkan, Membandingkan, Memberi cap, Mengancam, Menasehati, Membohongi, Menghibur, Mengeritik, Menyindir, Menganalisa (Lebih detail baca komunikasi dalam parenting)

3. KISS (Keep Information Short and Simple)
Jelas ya kalau anak lelaki hanya menggunakan otak kiri saat berbicara atau mengolah informasi, jadi mereka hanya nangkap 15 kata pertama, selebihnya ngawang-ngawang, maka langsung saja TO THE POIN, sampaikan poin tujuan pembicaraan dalam kepingan kata-kata pendek, untuk usia 7 tahun kebawah bagusnya dibawah 10 kata,  makin kecil umur makin dikit kata nya, jadi 10 kata berhenti, nunggu balasan, baru lanjut lagi 10 kata dst, diatas 7 tahun pun cuma bisa nangkap 15 kata, ini juga tips buat istri kalau bicara sama suami jangan lebih 15 kata, nunggu respon baru lanjut 15 kata dst

4. Sentuh anak lelaki ketika mau mengajak nya bicara
Salah satu hobi kita adalah teriak atau ngomong dari jarak jauh ketika manggil, minta tolong atau nanya sesuatu yang tetiba kita inget sama anak lelaki kita, lucunya kita juga tau kalau mereka ga bakal respon, tapi tetep aja kita lakuin.......

Karena fikiran lelaki itu fokus, maka untuk mengalihkan perhatiannya kekita, maka sentuhlah bagian tubuhnya, bisa dengan mencolek atau menepuk, tapi inget biarkan mereka tak kontak mata dengan kita, dengan begitu insya ALLAH mereka akan segera merespon kita dengan baik....

5. Latih kemampuan komunikasinya
Ini cukup panjang pembahasannya, intinya adalah anak lelaki tidak suka berpanjang lebar, padahal dikehidupannya kelak akan ada masa yang menuntutnya untuk berpanjang lebar, maka mereka harus dilatih peka memahami emosi lawan (digunakan untuk deal2 bisnis dan politik), juga dilatih memahami pemahaman lawan bicara (digunakan ketika berbicara didepan audience atau ketika blusukan sebagai pelayan rakyat).....

Sebenarnya masih banyak lagi hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan komunikasi anak lelaki ini,  tetapi poin-poin diatas saya sarikan sebagai poin paling mendasar yang wajib dilakukan.....

Wallahu ‘alam bishowab
My Home Parenting
Serie Qowwam vol 5
by : Indah Hendrasari


Leadership Anak Lelaki



Punya pengalaman betapa alotnya deal2an dengan anak lelaki?
 Pernah ngerasain betapa keukeuhnya mereka akan kemauannya?
Udah ngalamin gimana sulitnya ngatur mereka?
Tau banget rasanya jatuh bangun mendisiplinkan mereka?
ga kehitung lagi gimana keselnya kita ketika mereka dibilangin bukannya manut tapi malah masang badan nantang?
serta betapa lelahnya kita udah ngomel panjang kali lebar kali tinggi, dianya malah woles aja pasang wajah innocent ........

Kalau daritadi kita ngangguk-angguk sambil nyengir, dan ngerasa bahwa bener itu pernah kita rasain, maka selamat deh, kita ternyata selama ini dianugerahi anak lelaki yang laki banget....... Alhamdulillah

Allah telah mendesain bahwa lelaki kelak akan memimpin dimuka bumi ini, maka secara otomatis hal-hal yang harus dibutuhkan oleh kwalitas pemimpin sudah ALLAH instalkan kepada anak lelaki kita, sebagaimana kita juga udah tau bahwa sifat dasar lelaki itu adalah qowwam (baca serie qowwam vol.1),  ini juga jawaban kenapa ALLAH ciptakan otak lelaki berbeda dengan otak perempuan, dimana otak lelaki seimbang kanan dan kiri baru diusia 18 tahun, sehingga selama itu otak kanan lelaki lebih aktif  bekerja,  makanya ga usah heran kenapa anak lelaki cenderung santai, rileks, dan senang main-main.

Kalau udah main kayak ga ada habisnya, full power. Mereka juga lebih suka bertindak sebelum berpikir, selalu berani menaklukan tantangan, suka kegiatan ekstrim bahkan nyaris berbahaya......

Ini diperlukan sebagai bekal mereka sebagai pemimpin kelak, coba bayangkan kalau pemimpin itu penakut, pencemas, ga berani bertindak, bisa-bisa mereka ngumpet dibelakang orang yang dipimpin, bukannya malah melindungi eeh malah lari dari tugas dan tanggung jawabnya, kan berabe.  Lebih parah kalau pemimpin itu mudah menyerah, ga kreatif, kemampuan bertahan untuk tetap melangkah tak ada, waah bisa kebayang kan gimana rasanya.....

Itulah sebabnya anak lelaki yang difasilitasi fitrahnya dengan baik, maka jiwa kepemimpinan yang memang sudah diinstalkan oleh ALLAH akan menjadi qowwam yang baik, jika kelak dia menjadi suami akan mempu menempa dan memberdayakan keluarganya dengan baik,  sebagaimana keqawaman Rasulullah yang tampak dari istri-istrinya. Dimana setelah menikah seluruh potensi istri-istrinya berkembang dengan baik. Aisyah tercatat menjadi gurunya dari ulama fiqih dan hafal lebih dari 1200 hadis. Istri rasul lain yang memiliki potensi menjadi ahli sosial, sehingga mendapat ummul masakin, ibunya orang-orang miskin. Hafsah menjadi ahli ibadah, asshowama al qawama, ahli puasa dan ahli ibadah. Maimunah memiliki keahlian menulis, berbagai wahyu Allah ditulis, berbagai sunah rasul ditulis dan disimpan. Istri Rasulullah menjadi bintang karena keqawaman suaminya....

Hingga kisah menakjubkan para anak lelaki ini bukan lagi sekedar dongeng keren, ini jugalah kenapa Usamah bin Zaid yang mampu menjadi pemimpin perang berusia 18 tahun, Saad bin Abi waqqash berusia 17 tahun mampu melontarkan anak panah dijalan ALLAH,  Zaid bin Tsabit berusia 13 tahun menulis wahyu, Atab bin Usaid diangkat menjadi gubernur Mekkah ketika berusia 18 tahun, Muhammad Al-Fatih sang penakluk konstantinopel  seorang pemuda berusia 22 tahun, Abdurrahman Annashir ahli sains yang tiada duanya ketika berusia 21 tahun....

Karena seksualitas lelaki mereka berhasil dididik dengan baik.....

Mereka tidak diberangus jiwa qowwam nya, melainkan difasilitasi sedemikian rupa hingga berhasil menjadi manusia berdaya diusia belia, ga heran kenapa kegemilangan islam bisa terjadi, disaat manusia serius menyiapkan generasi, disitulah sebenarnya dia sedang serius menciptakan peradaban gemilang....

Lalu apa saja ikhtiar yang bisa kita lakukan, agar leadership anak lelaki kita bisa difasilitasi dengan baik :

1. Berdoa sejak anak didalam kandungan, doakan agar ia mendapatkan taqdir terbaiknya

2. Bangun akal anak lelaki kita dengan shiroh di 7 tahun pertamanya

Banyak orangtua tahu bahwa 7 tahun pertama itu adalah layaknya raja, tapi masih banyak yang gagap dengan makna raja itu, alih-alih menyiapkan anak bermental raja, yang ada malah menyiapkan anak menjadi generasi peter pan syndrome #miris hingga ga heran ketika dewasa bukannya berdaya malah selalu bawa bahaya ....

Pembangunan akal sangat menentukan diusia ini, perbanyak bercerita tentang shiroh keimanan, kepahlawanan, akhlaq dan value diri

3. Kuatkan akal anak lelaki dengan dialog di 7 tahun keduanya
Kenapa bisa ada lelaki dewasa yang prilakunya tidak bijak?.....

jika ditelusuri bisa jadi jawabannya disini, banyak orangtua yang menyepelekan dialog dimasa 7 tahun kedua.

Karena perlahan otak logika mereka merangkai diusia ini (tetapi belum sempurna, karena sempurna baru usia 18 tahun) maka disaat ini biasanya anak lelaki kritis, lebih banyak bantahnya daripada nurutnya, ego mereka pun tambah kuat, ini penting karena mereka memang ditaqdirkan jadi pemimpin, bayangkan jika pemimpin ga punya ego, bisa-bisa ga punya prinsip, keputusan tiap bentar berubah, wah kan kacau......

Maka seringlah ajak anak lelaki kita dialog (bukan ceramah), ingat bicara sama anak lelaki itu harus TO THE POINT, jadi kalau ngajak mereka berdialog langsung kepokok point nya, jangan lama-lama karena corpus collosum mereka tipis, ga bisa nangkap banyak omongan, hanya 15 kata pertama saja yang bisa mereka tangkap, selebihnya ngawang2....

Apa yang didialogkan >>> Realita kehidupan, merangkai mimpi masa depan, masalah keummatan, keimanan, persiapan diri menjalani peran kehidupan dsb

4. Kembangkan akal anak lelaki dengan beragam aktivitas di 14 tahun pertama kehidupannya

Ingat anak lelaki bukan untuk dipingit, mereka harus disiapkan agar bisa berdaya diluar, mereka kelak akan memimpin bumi ini sebagai khalifah, karena itu kayakan aktivitas mereka...

7 tahun pertama perbanyak aktivitas tak terstruktur, penuh imaginasi dan kreatifitas tinggi, melatih fisik tangguh dengan berenang, tracking, camping, mountaineering dsb...

7 tahun kedua perbanyak aktivitas yang menggali gagasan mereka, dengan menggembala,  tour de talent, backpacker, pertukangan, kehidupan di masyarakat, magang, project sosial masyarakat, nah di usia 10 tahun seriuslah menggali bidang bakatnya (ga usah terlalu dini, karena mereka ditaqdirkan untuk menjadi leader, lebih utama pastikan jiwa leader mereka dulu baru bidang khususnya), anak lelaki fokuskan hanya 1 bidang bakat saja yang dia expert, cobalah gali shiroh bagaimana Rasululloh menyiapkan generasi anak lelaki dengan 1 orang 1 bidang bakat khusus, inilah yang membuat islam kuat dan gemilang, jangan buat anak lelaki kita multi talenta .....

5. Sentuh jiwa anak lelaki dengan bermain bersamanya di 7 tahun pertama

Ingat anak lelaki itu suka bermain, makanya ga usah heran kalau mereka itu loyal banget sama orang yang bersedia menjadi teman mereka, tau kan slogan anak lelaki bahwa teman adalah diri mereka, ini juga jawaban kenapa anak lelaki yang tidak ditemani oleh orangtua di 7 tahun pertama, kelak lebih suka menjadi anak geng, dimana mereka rela melakukan hal-hal diluar nalar hanya untuk diterima menjadi anggota geng, atau ketika menjadi suami dan ayah lebih mentingin kongkow bareng temennya dibanding turun tangan mengurus keluarga.....

Nah tingga pilih, mau anak lelaki kita loyal sama kita atau sama yang lain.....

6. Pengaruhi  jiwa anak lelaki dengan bersahabat dengannya di 7 tahun keduanya

Sebagai tawanan (7 tahun kedua adalah anak sebagai tawanan, yang maknanya mereka harus disiplin dan teratur), mereka membutuhkan sahabat untuk bersandar, seseruan bareng, tertawa bersama, melalang buana bersama, kawan curhat, kawan berbagi rahasia, berbagi kegalauan dsb

Agar efektif persahabatan itu, maka buatlah jadwal rutin sebagai hobi bersama, yang bisa membuat obrolan ga ada habisnya, itu kenapa Rasululloh sangat care dengan hobi para sahabat diusia cilik mereka....

oia masa ini paling berpengaruh dan menentukan adalah ayah, maka disini ayah berperan aktif, berikan tugas ini pada sang ayah, nah jika ayah tak ada, carilah ayah pengganti yang kompetensinya bisa menunjang ini....

7. Didik anak berbakti pada orangtua
Sebenarnya fitrah anak lelaki itu adalah penyayang, tau ga sih kalau berdasarkan penelitian lelaki itu jauh lebih cepat melakukan reaksi emosi, karena sebenarnya lelaki itu hatinya lembut (ingat mereka pemimpin, maka sudah pasti ALLAH ciptakan mereka sempurna memenuhi kompetensi pemimpin), tugas kita hanya jangan merusak ini, sebab tanggung jawab anak lelaki kepada orangtuanya tidak putus walau mereka menikah, sebab anak lelaki adalah klan penerus keluarga....

Karena itu ajarkan anak menjadi wali keluarga, didik mereka sebagai value keeper keluarga, beri tanggung jawab pekerjaan rumah tangga (jangan pernah membayar mereka dengan uang untuk ini, karena ini adalah kewajiban yang harus ditanamkan, bukan diiming-imingi).

Sebenarnya masih banyak lagi hal yang harus dilakukan dalam  memfasilitasi leadership anak lelaki ini,  tetapi poin-poin diatas saya sarikan sebagai poin paling mendasar yang wajib dilakukan.....
Wallahu ‘alam bishowab

My Home Parenting
Serie Qowwam vol 4
by : Indah Hendrasari

Minggu, 12 November 2017

KOMUNIKASI PRODUKTIF #10


Alhamdulillah dengan sepenuh perjuangan sampailah dipenghujung tantangan dihari kesepuluh.  Namun sejatinya, setiap hari adalah sebuah kesempatan untuk menorehkan prestasi terbaik dalam membersamai anak, tak terbatas pada setiap 10 hari tantangan saja. Tapi setidaknya dalam sepuluh hari terakhir ini mengajarkan banyak hal. Tentang kesabaran, tentang strategi dalam komunikasi, tentang kelekatan (bonding) dengan anak, dan sederet hasil evaluasi pengasuhan yang saya rasakan. Membersamai tumbuh kembang anak anak adalah sebuah anugerah. Dengan segala kerempongan dan kerepotannya. Tentu suatu saat akan merasakan manisnya buah ketelatenan dalam membimbing mereka.
Seperti pagi ini, karena tidak ada rencana keluar rumah dan masih dalam masa pemulihan karena sakit. Mamak punya ide untuk membuat pohon karakter, yang bisa dijadikan hiasan di dinding.
Apakah anak anak langsung mau, oh tentu tidak.. (hehehehe)
Mamak menyiapkan semua bahan dan alat  yang diperlukan. Kertas, gunting, lem, spidol, krayon dan tisu. Awalnya anak anak tidak merasa tertarik untuk ikut membantu, mereka masih asik dengan playdoughnya.
Saya keluarkan buku buku dari rak dan mencari referensi yang pas untuk membuat kata kata dalam pohon karakter. Mulailah membuat pola, pohon, daun dan buah. Dan anak anak belum juga tertarik. Dan tara, tak selang lama setelah mamak mulai menggunting pola mereka berdatangan untuk membantu.
“aku bantuin menggunting, ummi” kata kakak alissa
“ghizan juga, “ katanya tak mau kalah.
Oke – oke boleh semua membantu ummi, tapi ada syaratnya ya..
1.       Guntinglah dengan hati-hati
2.       Guntinglah dengan rapi dan seperti biasa sampahnya dikumpulkan di pojokan dulu. Setelah terkumpul baru dibuang di tempat sampah.
3.       Tidak saling berebut karena pekerjaan kita banyak, kalau saling berebut nanti pekerjaan menggunting malah tidak selesai.
Setelah mendengar penjelasan mamak, mereka menggunting dengan penuh semangat, karena penasaran pengin tahu seperti apa jadinya pohon karakter itu.

Dengan belajar komunikasi produktif kerempongan seriweuh apapun akan terasa ringan dan enjoy karena nalar lebih diutamakan ketimbang emosi.

#hari10
#GamesLevel1
#Tantangan10hari
#KuliahbunsayIip
#KomunikasiProduktif


KOMUNIKASI PRODUKTIF #9



Dihari yang ke sembilan dalam menerapkan komunikasi produktif, ada saja tantangannya. Namun saya merasakan ada banyak kemanfaatan yang saya rasakan. Komunikasi produktif merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicara dengan cara yang lebih efektif efisien dan mengena. Sebagai ibu rumah tangga sekaligus ibu bekerja, pekerjaan rumah sering kali terbengkelai karena alasan waktu yang sempit dan kelelahan. Terlebih kondisi yang jauh dari suami. Oleh karena itu untuk menjaga kewarasan baik jiwa dan raga, setelah berembug dengan suami akhirya bersepakatlah menggunakan jasa khadimat (ART) meskipun sudah sangat faham resiko resiko dan kemungkinan  hal yang tak mengenakkan terkait adanya ART dirumah.
Bismillah, sudah sebulan lebih pekerjaan rumah banyak terbantu oleh kehadiran ART sebut saja teteh. Meskipun masih banyak disana sini pekerjaan yang menurut saya kurang rapi, tapi ya sudahlah dari pada tidak dikerjakan sama sekali.
Mencoba untuk mengajaknya ngobrol dan memberi tahu agar kekurangan ataupun kesalahannya dapat diperbaiki di lain waktu. Yang terpenting adalah pesan yang saya sampaikan harus jelas. Pekerjaan yang saya harapkan dari teteh juga harus jelas.  Untuk mengurangi rasa tidak “puas” atas pekerjaan teteh, dan untuk selalu mengingatkan SOP nya akhirnya saya buatlah tulisan yang berisi daftar pekerjaan yang harus diselesaikan. Hanya saja saya tetap menerapkan positive dicipline. Agar apa yang saya inginkan menjadi sesuatu yang ringan dan mudah untuk teteh kerjakan.
Menerapkan komunikasi produktif lebih memungkinkah diri kita untuk tetap sehat jiwa dan jauh dari rasa stress.

#hari9
#GamesLevel1
#Tantangan10hari
#KuliahbunsayIip
#KomunikasiProduktif


KOMUNIKASI PRODUKTIF #8



Masih melanjutkan rangkaian hari hari bersama games level 1 tantangan komunikasi produktif.  Kebetulan hari ini anak anak masih kurang sehat karena sakit cacar air. Jadilah mamak harus ekstra sabar dalam menemani mereka bermain dan belajar. Pasti merasa bosan sekali karena sudah hari yang keempat meraka didalam rumah dan hanya sesekali keluar rumah.  Mamak harus kreatif untuk menyediakan sarana bermain indoor. Bermain playdough sudah tak lagi dilirik.
Pengin bikin kemah – kemahan katanya.
Wah, kemah or kemping kan identik dengan kegiatan outdor sedangkan kondisi mereka belum memungkinkan untuk berlama lama diluar.
Setelah dicoba dengan berbagai macam cara, mulai dari membuat rumah rumahan dari kardus bungkus lemari plastik, dari alas karpet yang dikaitkan dengan kursi, tetapi belum membuat anak anak merasa terpuaskan.
Wajahnya sudah mulai BT karena keseruan bermain kemping seperti yang mereka inginkan belum mereka dapatkan.
Mamak sudah mulai pesimis, pakai apa ya? Sedangkan tenda belum punya.
Ayo kakak, kita fikirkan kita buat tenda dari apa yang dirasa nyaman untuk bermain? Tanyaku.
Kakak mulai bingung dan mondar mandir kedepan dan kebelakang.
“emangnya bisa mi? “ tanya kakak. Aku jawab “ pasti bisa “ sembari meyakinkan.
Akhirnya, ketemulah ide untuk menjadikan jemuran pakaian sebagai tiang tenda.
Mamak mulai menyiapkan seprei kakak menyiapkan alasnya dan adik juga ikut beres beres.
Alhamdulillah akhirnya tenda untuk kemping jadi juga, dan lebih lapang serta luas. Bisa digunakan bertiga. Bisa membacakan kisah dan bermain peran di dalam tenda. Duh senangnya.


#hari8
#GamesLevel1
#Tantangan10hari
#KuliahbunsayIip
#KomunikasiProduktif

Sabtu, 11 November 2017

KOMUNIKASI PRODUKTIF #7



Yes, weekend cukup dirumah saja.
Anak anak sedang demam dan timbul bintil bintil berair yang tak lain dan tak bukan cacar air. Rewel seharian bahkan sampai malam. Meskipun masih aktif bermain seperti biasa, tetapi kalau gatel sudah mulai menyerang, rewelnya bukan main. Kakak adik minta di gendong padahal mereka bukan bayi lagi.
Belum lagi rengekan untuk main diluar rumah, kalau tidak belajar tentang komunikasi produktif mungkin saya sudah teriak dan mengeluh kecapean.
Makan nggak mau, minum susu hanya sedikit, diolesi salep menolak.
Pusiang kepala, tapi mencoba tetap berpikir dengan kepala dingin. Bagaimana weekend ini benar benar menjadi waktu istirahat yang efektif, setelah sepekan kemarin sibuk dengan pekerjaan.
Setelah dibujuk dengan seribu jurus supaya mereka mandi, ummi masih harus mengulur kesabaran agar mereka mau diolesi obat salep hasil beli di apotik.
Adik menolak dengan berbagai alasan. Ummi tak boleh menyerah karena kakak adik harus sembuh dan tidak berlama lama meliburkan diri dari persekolahan. Hehehe
Jadilah menerapkan jurus membujuk dengan nasihat menjadi refleksi pengalaman
“ ummi dulu pernah mengalami sakit seperti adik, dan rasanya tidak nyaman, gatel dan pengin digaruk agar gatelnya hilang. Rasanya sakit sekali sama seperti yang adik rasakan. Tapi ummi punya keinginan untuk sembuh supaya bisa bermain dan belajar lagi dengan teman, makanya ummi mau berobat dan diolesi salep “
Akhirnya luluh juga adik mau diolesin salep dan tidak menggaruk lukanya.
Semoga kakak adik lekas sembuh ya

#hari7
#GamesLevel1
#Tantangan10hari
#KuliahbunsayIip

#KomunikasiProduktif

KOMUNIKASI PRODUKTIF #6



Menumbuhkan kecintaan anak terhadap kebaikan dan kesungguhan untuk mencintai aktifitas ibadah membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Kesabaran untuk selalu mengingatkan tentang hal hal baik yang harus selalu dilaksanakan ataupun hal hal buruk yang harus dihindari.  Terkait dengan ucapan,  perilaku anak ataupun respon ketika menghadapi situasi dan kondisi yang membuat anak tidak nyaman nama untuk meminimalisir tantrum.
Terkait dengan pembiasaan ibadah (sholat&ngaji) anak anak  target saat ini tidak terlalu muluk muluk, yang penting mereka senang dengan aktifitas ini. Belum sepenuhnya lima waktu sholat dikerjakan, tetapi paling tidak mereka senang menyambut panggilan adzan.
Seperti siang ini, kakak sedang asyik bermain peran dokter dokteran bersama adiknya. Kelihatannya seru sekali.
Adzan dhuhur sudah berkumandang saatnya untuk sholat kataku mengingatkan kakak.
“ya Mi, nanti” jawabnya
Mau berapa menit lagi?
“Sepuluh menit” jawabnya.
Selang sepuluh menit belum juga beranjak.
Sepertinya keinginan ummi untuk mengajak kakak sholat tepat waktu belum bisa dijalankan. Kucoba dekati dan ajak dia ngobrol seolah olah ikut dalam permainannya. Setelah nyambung barulah misi ummi untuk mengingatkan kakak sholat ummi sampaikan, berusaha dengan rumus mengendalikan intonasi dan menggunakan suara ramah serta metode Keep Information Short & simple (KISS). Alhamdulillah akhirnya kakak mau menyudahi mainnya dan melaksanakan sholat dhuhur.
Semoga bisa terus istiqomah, dan lebih baik lagi.

#hari6
#GamesLevel1
#Tantangan10hari
#KuliahbunsayIip
#KomunikasiProduktif

KOMUNIKASI PRODUKTIF #5


Menuangkan resume kegiatan komunikasi produktif selama empat hari dalam satu waktu, oleh karena kegiatan yang padat merayap di sekolah dan kondisi anak anak sakit (cacar air).
bismillah semoga masih dapet “ruh”nya.
Pada tantangan hari kelima, mencoba untuk menerapkan komunikasi produktif dengan abinya anak anak. Jarak yang memisahkan kami tidak jarang menimbulkan miss persepsi dalam komunikasi, yang pertama karena kaidah 7-38-55 seringkali tak terpenuhi.

Sedikit mengutip materi :
“Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi. Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai? Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.”

Nah disini, saya tak mampu menangkap bahasa tubuhnya, tak mampu melakukan kontak mata,  karena komunikasi yang mengandalkan pada tehnologi terkadang ada saja hambatannya, sinyal yang jelek, waktu yang tidak tepat dan lain sebagainya.
Suatu waktu aku pengin sekali nelfon, aku tahu bahwa ini jam sibuk ngantor. Tapi kalau yang namanya “rindu” sudah mulai menggoda terkadang lupa pada kaidah “choose the Right Time”. Hasilnya adalah “failed”, untung saja sudah divaksin dari penyakit “baperan”. So, akhirnya aku meminta maaf karena merasa telah mengganggu jam sibuknya, lalu paksu memberikan pilihan waktu jam segini, dan jam segini. Eh ndilalalahnya jam jam tersebut aku sibuk, hasilnya failed lagi. Aku tak boleh menyerah harus  aku coba untuk membangun komunikasi yang produktif dengan pak suami meskipun jarak telah memisahkan, tetapi hati tak boleh terpisah.. eeaaa
Masih ada sajadah panjang yang menanti untuk di gelar, memohon kepada sang Maha Cinta yang mampu menautkan hati.
Mengutip sebuah nasihat dari seorang ustadz :
Ketika berpikir tentang keluarga, saya berpikir tentang sebuah cita-cita, mimpi dan tujuan yang harus diperjuangkan.Itulah sebabnya kenapa saya tak terlalu terobsesi dengan kata "kebahagiaan". Karena bagi saya menikah dan berkeluarga adalah "Berjuang, menderita, lalu syahid di dalamnya sambil berpelukan" Ust. Aad.
Dan tak lupa qoute’s ini aku kirimkan juga kepada pak suami. Dan alhamdulillah kecupan manis mendarat di WA meskipun hanya terwakili oleh emot.

#hari5
#GamesLevel1
#Tantangan10hari
#KuliahbunsayIip

#KomunikasiProduktif